— Chery mengatakan hampir siap merancang satu mobil secara lengkap dan mengembangkannya dari awal sampai selesai menggunakan bantuan kecerdasan buatan (AI).
Saat ini, seperti kebanyakan pabrikan lainnya, Chery sudah memakai AI untuk mempercepat berbagai proses teknik.
hal yang sudah dilakukan oleh AI antara lain yaitu memperbaiki aerodinamika, melakukan simulasi uji tabrak, hingga mengecek kekuatan struktur komponen.
Uji Tabrak di fasilitas crash test milik Chery di Wuhu, China.
Chief Engineer Chery Group, David Lu, mengungkapkan bahwa tim R&D Chery sedang mencoba kemungkinan baru yaitu menggunakan AI untuk menangani seluruh proses desain dan engineering sebagai sebuah eksperimen.
“Kami punya beberapa proposal untuk melihat apa yang terjadi kalau kami membiarkan AI mendesain satu kendaraan secara penuh,” ujar Lu kepada CarExpert, dikutip Jumat (14/11/2025).
“Siapa tahu hasilnya seperti apa, kan? Semua orang pasti penasaran. Saat ini masih sebatas ide, semacam ‘bagaimana kalau kita biarkan AI yang kerjakan semuanya dan lihat hasilnya’,” ujarnya.
Namun, Lu menegaskan bahwa hal tersebut masih berupa konsep awal, belum masuk tahap penerapan nyata.
Diler Chery Bintaro
“Kami punya banyak data dari konsumen. Jadi secara teori, kalau semua kebutuhan dan syarat awal dimasukkan, AI bisa saja memproses seluruh pekerjaan. Tapi ini masih sebatas gagasan,” katanya.
“Saya rasa belum ada pemakaian nyatanya sekarang, tapi kami ingin tahu sejauh apa imajinasi AI,” ungkapnya.
Lu mengatakan, Chery tetap mengandalkan manusia sebagai pengambil keputusan utama. AI hanya dipakai sebagai alat bantu untuk mempercepat pekerjaan desain dan proses teknis.
“AI memang sudah terlibat dalam proses kami, tapi belum menggantikan desainer manusia,” kata Lu.
Modifikasi Chery J6 dengan panel surya
“Kami memakainya sebagai asisten untuk meningkatkan efisiensi lewat computer-aided engineering (CAE) dan computational fluid dynamics (CFD),” ungkap Lu.
AI juga dipakai untuk membantu simulasi suspensi dan dinamika kendaraan sebelum prototipe dibuat. Namun, keputusan akhir tetap ada di tangan insinyur.
“Setelan sasis itu sifatnya subjektif. Jadi kami tetap butuh pengalaman insinyur untuk memutuskan. Fine tuning tetap manusia yang lakukan,” ujarnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.