Banyak orang percaya bahwa mobil manual selalu lebih murah perawatannya dibanding matik. Namun, jika dilihat lebih mendalam, biaya servis tidak hanya ditentukan oleh jenis transmisi.
Seperti dikutip VIVA Otomotif dari laman resmi Daihatsu, Kamis 13 November 2025, ada sejumlah faktor lain yang memengaruhi besarnya biaya perawatan yang harus dikeluarkan pemilik mobil.
Secara umum, mobil matic memang cenderung lebih mahal dalam hal servis. Sistem transmisi otomatis lebih kompleks karena melibatkan komponen elektronik, hidrolik, serta pengaturan komputer yang saling terhubung.
Sebaliknya, transmisi manual hanya menggunakan mekanisme sederhana sehingga perbaikannya lebih mudah dan cepat.
Sistem transmisi mobil matic modern terdiri dari torque converter, valve body, dan Transmission Control Unit (TCU) yang mengatur perpindahan gigi secara otomatis. Apabila satu saja komponen bermasalah, biaya perbaikannya bisa cukup tinggi.
Sementara itu, transmisi manual hanya memiliki kopling, tuas gigi, dan roda gigi sinkronisasi yang lebih sederhana dan mudah diperbaiki.
Biaya oli juga menjadi salah satu faktor utama. Mobil matik membutuhkan Automatic Transmission Fluid (ATF) yang harganya jauh lebih tinggi dibanding oli untuk transmisi manual. Kisaran harga ATF mencapai Rp70 ribu hingga Rp400 ribu per liter, sementara oli mobil manual hanya Rp37 ribu sampai Rp250 ribu per liter.
Selain itu, oli matik sangat sensitif terhadap kualitas. Telat mengganti sedikit saja bisa menyebabkan kerusakan serius pada sistem hidrolik, yang tentu membutuhkan biaya tambahan.
Selain oli, harga suku cadang juga berbeda signifikan. Komponen transmisi matik cenderung lebih mahal, seperti valve body pada transmisi CVT Toyota yang bisa mencapai Rp10–15 juta, sementara set kopling manual hanya Rp2–3 juta.
Beberapa komponen elektronik pada mobil matik, seperti sensor, solenoid, dan TCU, biasanya hanya tersedia di bengkel resmi. Sedangkan onderdil mobil manual lebih mudah dicari dan harganya lebih terjangkau.
Mobil matik modern juga membutuhkan pemindaian sistem komputer menggunakan OBD-II dan terkadang pembaruan software setiap kali servis. Biaya tambahan ini bisa mencapai Rp300 ribu hingga Rp800 ribu per kunjungan, sedangkan mobil manual tidak memerlukan prosedur ini, sehingga biaya servisnya relatif lebih ringan.
Jika dilihat dari estimasi biaya servis, mobil matic pada 10.000 km jarak tempuh membutuhkan sekitar Rp700.000 hingga Rp900 ribu, sedangkan mobil manual sekitar Rp500 ribu–Rp600 ribu. Pada 20.000 km, mobil matic bisa menembus Rp1 juta–Rp1,3 juta, sementara mobil manual Rp700 ribu–Rp900 ribu.
Pada jarak tempuh 40.000 km, matik membutuhkan Rp900 ribu –Rp1,2 juta, sedangkan manual Rp1,5 juta–Rp2 juta. Biaya servis mobil matik cenderung lebih tinggi 35–45 persen dibanding manual. Studi Journal of Automotive Engineering Research (2021) juga menunjukkan perawatan tahunan mobil matic 1,4 kali lebih mahal dibanding mobil manual.
Perawatan rutin tetap menjadi kunci untuk menghemat biaya servis. Memastikan oli dan filter selalu dalam kondisi baik serta menggunakan oli sesuai rekomendasi pabrikan sangat penting.
Gaya berkendara juga memengaruhi umur transmisi; mengemudi halus membantu menjaga tekanan oli tetap stabil dan mengurangi beban kerja sistem hidrolik. Menggunakan suku cadang asli, meski harganya lebih tinggi, dapat memperpanjang usia komponen dan menekan biaya perbaikan di masa depan.
Selain itu, jika masa garansi mobil sudah habis, servis di bengkel spesialis transmisi bisa menjadi pilihan karena biaya lebih kompetitif namun kualitas tetap terjaga