— Jelang seri penutup MotoGP 2025, di Valencia, Spanyol, Francesco Bagnaia, mengakui musim 2025 menjadi periode paling berat sepanjang kariernya di MotoGP.
Juara dunia dua kali itu menyebut, meski motor Ducati masih menjadi yang terkuat di lintasan performanya tahun ini jauh dari harapan.
Bagnaia hanya meraih tiga kemenangan termasuk sprint race, disertai tujuh kali gagal finis di antara sprint dan balapan utama.
Angka itu sangat kontras dibanding musim 2024, ketika pebalap Ducati Lenovo Team itu menorehkan 11 kemenangan utama dan tampil dominan sepanjang tahun.
Francesco Bagnaia (Ducati) kembali naik ke peringkat ketiga di klasemen MotoGP usai kemenangan di Sprint Race MotoGP Malaysia 2025. Sprint Race MotoGP Malaysia 2025 digelar di Sirkuit Sepang, Sabtu (25/10/2025), siang WIB.
“Terus terang, musim ini lebih banyak hasil buruk daripada hasil baik,” kata Bagnaia dilansir dari Crash, Jumat (14/11/2025)/
“Setelah empat musim terakhir, di mana finis ketiga saja sudah terasa buruk,
Bagnaia menjelaskan, ia dan tim sudah berusaha semaksimal mungkin menyesuaikan diri dengan karakter motor Desmosedici GP25, namun hasilnya tetap tak sesuai harapan.
“Saya sudah berusaha sebaik mungkin sepanjang musim bersama tim, mencoba memahami dan beradaptasi dengan motor 2025. Tapi sayangnya, itu tidak berhasil. Saya benar-benar kesulitan,” ujarnya.
Pebalap Ducati Lenovo Team, Marc Marquez, beraksi dalam sesi practice MotoGP Indonesia 2025 di Sirkuit Internasional Mandalika di Mandalika, Nusa Tenggara Barat pada 3 Oktober 2025. (Foto oleh Sonny TUMBELAKA / AFP)
Bagnaia tak menampik, motor Ducati masih memiliki potensi besar. Hal itu, katanya, terlihat jelas lewat performa Marc Marquez yang beberapa kali tampil impresif.
“Motornya punya potensi besar, Marc sudah membuktikannya. Tapi buat saya, musim ini benar-benar penuh perjuangan,” katanya.
Meski begitu, ia tetap mencoba mengambil sisi positif dari musim yang berat ini.
Ducati Desmosedici GP25 milik Francesco Bagnaia menggunakan nomor start 63
“Saya tidak tahu apakah saya bisa belajar sesuatu dari musim ini. Tapi yang pasti, saya selalu berusaha beradaptasi dan tetap kompetitif. Itu yang akan membantu saya ke depan,” ujar Bagnaia.
“Saya berharap saat mencoba motor 2026 pada Selasa nanti (tes resmi MotoGP), saya bisa kembali menemukan feeling itu, dan tahun depan kembali bertarung di posisi teratas,” katanya.
Musim 2025 menjadi musim terpanjang dalam sejarah MotoGP, dengan 22 seri yang berakhir di Valencia akhir pekan ini. Bagi Bagnaia, panjangnya kalender semakin berat dijalani di tengah performa yang tidak stabil.
“Saya sudah menyiapkan diri untuk apa pun, dan menurut saya kalender seperti ini tetap adil,” kata Bagnaia.
Pebalap Ducati Lenovo Team, Marc Marquez, beraksi dalam balapan MotoGP Jepang 2025 di Mobility Resort Motegi di Motegi, prefektur Tochigi pada 28 September 2025. (Foto oleh Toshifumi KITAMURA / AFP)
“Saya menikmati balapan, dan jujur saja, menjalani lebih banyak seri di luar Eropa terasa menyenangkan. Tapi dalam situasi saya sekarang, tentu saja terasa lebih sulit,” ujarnya.
Meski begitu, ia menilai panjangnya musim tetap bagian dari tantangan yang harus diterima setiap pebalap.
“Tahun lalu saya justru berharap ada satu balapan tambahan. Musim ini mungkin saya butuh lima balapan lebih sedikit,” ucapnya sambil tersenyum.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com.