Pemerintah China semakin tegas menindak penyebaran informasi palsu atau hoaks yang menyerang merek mobil dalam negeri. Sejumlah putusan pengadilan perdata menunjukkan bahwa pembuat konten daring yang menyebarkan tuduhan tidak berdasar soal mobil China bisa berujung denda ratusan ribu hingga jutaan yuan.
Laporan media pemerintah China Central Television, disadur VIVA Otomotif Sabtu 13 Desember 2025 mengungkap beberapa produsen mobil besar seperti BYD, Great Wall Motor, dan Xpeng memenangkan gugatan terhadap akun media sosial yang dinilai mencemarkan nama baik perusahaan.
Dalam putusan tersebut, pengadilan memerintahkan penghapusan konten, permintaan maaf secara terbuka, serta pembayaran ganti rugi dalam jumlah signifikan.
Salah satu kasus terbesar melibatkan akun Longzhu Jiche yang selama hampir lima tahun mempublikasikan konten bernada menghina terhadap BYD. Pengadilan menemukan akun tersebut menggunakan potongan video kebakaran yang tidak berkaitan dengan kendaraan BYD, lalu mengklaim secara keliru sebagai kasus mobil terbakar spontan.
Dalam putusan tingkat banding, hakim menyatakan tindakan tersebut melanggar hak reputasi BYD. Akun itu diwajibkan menghapus seluruh konten bermasalah, menyampaikan permintaan maaf di ruang publik, serta membayar ganti rugi ekonomi sebesar 2 juta yuan atau setara Rp4,7 miliar.
Kasus serupa juga menimpa Great Wall Motor yang menggugat akun Dayange Shuoche. Pengadilan menilai konten yang dipublikasikan berulang kali telah melampaui batas pengawasan publik yang wajar dan menimbulkan kerugian reputasi bagi perusahaan.
Putusan pengadilan memerintahkan penghapusan video terkait, permintaan maaf terbuka, serta pembayaran kompensasi sebesar 200 ribu yuan kepada Great Wall Motor. Nilai tersebut mencerminkan keseriusan otoritas hukum dalam melindungi reputasi pelaku industri otomotif.
Xpeng juga memenangkan gugatan atas akun Long Laoshi Jiang Dianche yang menyebarkan klaim tidak terverifikasi, termasuk tuduhan kebocoran air pada baterai dan penolakan garansi. Pengadilan menyatakan informasi tersebut tidak benar dan merugikan nama baik perusahaan.
Selain perkara perdata, pemerintah China juga menyoroti maraknya konten fitnah berbasis kecerdasan buatan. Dalam satu kasus terpisah, video palsu buatan AI yang dikaitkan dengan mobil Xpeng beredar saat pameran otomotif Guangzhou, dan pelakunya dikenai penahanan administratif selama 10 hari.