Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mulai menyiapkan serangkaian strategi untuk memastikan perjalanan masyarakat tetap aman dan nyaman.
Lonjakan volume kendaraan yang selalu terjadi setiap akhir tahun membuat pengelolaan lalu lintas di jalan tol harus dilakukan lebih ketat dan terstruktur.
Kepala BPJT, Wilan Oktavian, mengatakan pihaknya bersama seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) berkomitmen memberikan pelayanan terbaik selama periode arus mudik dan balik Nataru.
Beragam langkah antisipasi disiapkan, mulai dari peningkatan fasilitas keselamatan, pengaturan lalu lintas, hingga pembukaan jalur fungsional.
“BPJT bersama dengan operator Jalan Tol (BUJT) senantiasa berkomitmen untuk memberikan layanan yang maksimal terhadap operasional jalan tol,” ujar Wilan kepada Kompas.com, Jumat (12/12/2025).
Salah satu fokus utama BPJT adalah memastikan seluruh operator jalan tol memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM). Aspek yang diawasi mencakup kondisi jalan, keselamatan, lingkungan, pemeliharaan, layanan di rest area, hingga ketersediaan fasilitas dan informasi lalu lintas.
Ilustrasi Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS).
Selain itu, berbagai fitur keselamatan tambahan dipasang di sejumlah titik rawan kecelakaan. “Pemasangan fitur keselamatan seperti wire rope, rumble dot, speed reducer, hingga crash cushion dilakukan untuk mengurangi fatalitas kecelakaan,” kata Wilan.
Fitur-fitur ini ditujukan agar pengemudi lebih waspada, sekaligus meminimalkan dampak jika terjadi insiden.
BPJT juga memperkuat kegiatan patroli di lapangan yang dilakukan bersama BUJT.
Pemantauan fokus pada titik yang rentan kecelakaan maupun rawan bencana, terutama ketika curah hujan tinggi menjelang akhir tahun. “Pemantauan rutin dan patroli dilakukan untuk memantau potensi bahaya di sepanjang ruas jalan tol,” ujar Wilan.
Langkah ini diperlukan agar setiap potensi gangguan dapat terdeteksi dan ditangani lebih cepat.
Untuk menghadapi lonjakan volume kendaraan, BPJT juga menyiapkan opsi pembukaan beberapa segmen jalan tol fungsional sementara.
Strategi ini terbukti efektif membantu mengurai kemacetan pada periode-periode puncak arus mudik dan balik.
Pengaturan lalu lintas tetap menjadi instrumen penting dalam mengatasi kepadatan.
Sejumlah anggota Polisi tampak mengatur lalu lintas kendaraan yang masuk ke pintu tol fungsional Tamanmartani, pada 3 April 2025.
BPJT berkoordinasi dengan kepolisian untuk menerapkan rekayasa lalu lintas apabila diperlukan.
“Rekayasa lalu lintas seperti one-way, contra-flow, pengaturan buka-tutup rest area, dan pengaturan gerbang tol apabila diperlukan,” ujar Wilan.
Koordinasi ini memastikan kebijakan di lapangan responsif terhadap kondisi aktual, sehingga kelancaran arus kendaraan tetap terjaga.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang